Minggu, 05 Juli 2015

Cita-cita

Ngomong-ngomong tentang cita-cita, apa cita-cita kalian ? Setiap dari kita pasti punya cita-cita bukan ? Pasti ada. Apakah cita-cita dapat disamakan dengan impian ?

Berbicara tentang cita-cita, saat aku masih kecil, aku pernah menjawab ingin menjadi dokter. Mengapa ? Karena sebenarnya aku tidak benar” tahu apa cita” aku, cuman ikut-ikutan teman. Waktu kecil, teman-teman pada bilang kalau dokter itu duitnya banyak, periksa sekali aja udah dapat duit banyak. Aku juga pernah bercita-cita untuk menjadi pianis, karena aku senang dengan piano. Aku senang belajar piano, walaupun di rumah aku adanya keyboard, dan walaupun aku belajar pianonya pas lulus SMA.
Ketika kelas 3, aku baru berumur 7 tahun, aku juga pernah bercita-cita untuk menjadi ilmuwan, aku ingin mencari cara untuk mengobati orang-orang yang terkena penyakit leukimia. Dan semua berawal dari mama aku.
Mama aku meninggal waktu aku kelas 3 karena penyakit leukimia, waktu itu aku belum tahu apa itu leukimia, baru setelah naik ke kelas 4 dan mata pelajaran IPA tentang penyakit-penyakit, guru aku menjelaskan bahwa leukimia adalah penyakit kanker darah. Leukosit yang memakan eritrosit dan bertambah banyak tak terkontrol. Rambut mama bahkan plontos akibat kemo yang berkepanjangan. Aku pernah mengunjungi mama di rumah sakit, dan itu merupakan kali terakhirnya aku melihat mama aku alive. Mama meninggal tanggal 1 Agustus 2005.
Selama itu juga aku ingin mencapai sedikit demi sedikit cita-cita aku yang lain. Tidak menjadi ilmuwan J tetapi cita-cita aku yang lain. Aku adalah orang yang sangat ambisius *yang positif tentunya* wkwkwk. Aku punya begitu banyak rencana-rencana buat hidup aku yang singkat ini. Dan jika Tuhan mengizinkan aku tetap hidup, aku ingin mewujudkan cita-cita tersebut. Aku cinta dengan musik dan bahasa. Selama liburan ini, aku belajar piano dan biola, belajar Inggris dan Mandarin bahkan sedikit bahasa Jerman, mencatat setiap pengeluaran yang digunakan *kalo yang ini udah 3 tahun yang lalu* XD, mengunjungi Perpustakaan untuk membaca buku novel dan berbagai buku lainnya. Belajar sedikit-sedikit dengan menulis di blog sendiri veronwangsaraharja.blogspot.com dan disiplin diri dengan mengatur waktu & keuangan dengan bener.Tahun 2015, hampir 10 tahun setelah kepergian mama. Umur aku juga udah bertambah 10 tahun. Tahun ini aku tepat berumur 17 tahun, tapi belum. Saat ini aku masih 16 tahun. Aku baru saja lulus SMA jurusan IPA. Tidak dengan nilai tertinggi lagi tapi biasa saja. Walaupun begitu aku sangat bersyukur karena selama aku SMA aku mendapatkan beasiswa sehingga papa tidak terlalu dibebani dengan biaya sekolah aku. Dan aku lebih bersyukur lagi kali ini karena aku mendapatkan beasiswa FULL kuliah di Tiongkok. Beasiswa lain yang aku dapatkan setelah aku gagal mendapatkan beasiswa dari Confucius Institute atau setelah menulis artikel tentang “Aku dengan Beasiswa”. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, hal yang benar-benar diluar dugaan aku. Beasiswa selama 4 tahun di Jinan University, GuangZhou dengan kontrak kerja 5 tahun menjadi guru bahasa mandarin setelah lulus. Total 9 tahun, tetapi gak apa-apa, karena hidup ini bagaikan air mengalir, waktu itu cepat berlalu tanpa kita rasakan.
Cita-cita aku yang lain adalah menjadi penulis dan penginjil-Nya. Selain itu, aku juga ingin menjadi translator, pengusaha, dosen, ORANG SUKSES. J Semua hanyalah impian yang menunggu untuk menjadi nyata hahaha. Aku belajar sedikit demi sedikit untuk mulai mewujudkan 2 cita-cita awal yang aku sebutkan tadi.
Aku tidak ingin hanya menjadi pembaca buku orang-orang yang terkenal karena buku yang mereka tulis, tapi aku juga berambisi untuk mulai menulis seperti mereka tentu dengan skala kecil dahulu. Penginjil ? Aku tidak ingin karena ambisi aku yang begitu tinggi membuat aku menyombongkan diri. Apa yang aku dapatkan, kemampuan aku, semuanya bukanlah milik aku. Semua adalah kepunyaan Dia, yang dengan baik hati memberikannya kepada aku. Pernah dengar cerita di Alkitab tentang tuan yang memberikan 5, 3 dan 1 talenta kepada hambanya ? Tuhan adalah tuan kita, sedangkan kita adalah hambaNya. Setiap dari kita mempunyai talenta, yang kadang tersembunyi, karena itulah mari kita mulai mencari talenta kita, kelebihan kita dan mulai mengembangkannya. Aku ingin berbagi cerita tentang kebaikan Tuhan yang telah Ia berikan dalam hidupku, berbagi kepada mereka yang belum mempercayaiNya dan membawa jiwa baru.
Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan, tetapi percayalah setiap dari kita mempunyai masa depan yang baik jika kita memilih jalan yang benar.
Apapun pilihan kamu, jika kamu sudah memilih jalan itu, stay faith, ambil komitmen, selesaikan pilihan yang telah kamu pilih, FOKUS.

Ini sedikit cerita tentang aku dengan cita-cita aku. Apa cerita kamu ? J

Sabtu, 02 Mei 2015

Life in Early Morning

Pernahkah Anda bangun jam 2 atau 3 subuh untuk pergi ke pasar ?
“Ahhh, ngapain ??? Terlalu pagi. Itu masih jam tidur saya”. Sebagian orang mungkin berpikir seperti itu. Namun tidak bagi saya. Mengapa ? saya sering diajak pergi ke pasar pada jam 2 atau 3 oleh ayah saya. Ayah, seorang pria yang tegas dan disiplin. Ayah, yang selalu punya ‘kata bijak’ dimana saja. Ayah yang cerewet namun baik hati. Ayah... Begitulah sosok ayah bagi saya.
Pertama kali ketika diajak ayah ke pasar saya juga berpikir, ‘Buat apa bangun pagi-pagi ke pasar, jam 6 juga tidak telat keleusss ??!!’ Pikir saya. Tapi akhirnya saya tetap mengikuti ayah ke pasar untuk menyaksikan.. ‘kehidupan’.

KEHIDUPAN ???

Dalam perjalanan ke pasar yang letaknya kurang lebih 15 meter dari rumah saya, saya melihat truk yang menjual nasi padang tadi malam sedang membereskan dagangannya dan bersiap untuk pulang, bapak-bapak dan ibu-ibu yang naik motor ataupun sepeda mengambil kue untuk dijual, para penjual makanan lainnya termasuk keluarga saya yang saya panggil pak-pak dan mei-mei (bukan 妹妹 yah), serta banyak lainnya. Mengumpulkan sedikit demi sedikit pundi-pundi uang untuk ditabung. Benar-benar mencerminkan suatu kehidupan.
Saya sangat salut dengan orang pasar. Maaf, saya menyebutkan kata ‘orang pasar’ karena tidak tahu sebuatan yang cukup cocok untuk orang-orang yang berjualan di pasar hehehe. Mereka begitu bekerja keras yang jika saya bandingkan dengan kehidupan saya sendiri dan anda mungkin (?) berbeda 180 derajat atau bahkan 360 derajat, saya tidak bisa memperhitungkan hal ini.
Disaat mereka sedang menyiapkan dagangan dan mulai berjualan, saya KEMUNGKINAN BESAR (baca: Sangat mungkin) masih tidur di atas kasur dan bermimpi indah. Bermimpi indah tentang sekolah di luar negeri, menghasilkan uang dan sukses. Hahaha
“Sukses dalam mimpi yang tanpa disertai tindakan hanyalah kesuksesan belaka.”
Setelah menemani ayah membeli makanan, saya dan ayah pun pulang. Dan dalam perjalanan pulang, saya melihat pemungut sampah dengan motor disampingnya tidur di depan sebuah toko. Ayah berkata: “Menjadi tukang sampah juga sebuah pekerjaan lihat bahkan sampai tidur di jalan. Kamu yang pilih, lebih berat memegang pensil atau motor ? Jangan menyia-nyiakan apa yang kamu pelajari.” (Istilah dalam bahasa mandarinnya adalah 白学).
Ayah mengajari saya untuk melihat kehidupan dari cermin yang berbeda. Bagaimana bersikap, berdagang, memilih makanan yang sehat, mengambil tindakan yang tepat, melihat orang-orang, dan masih banyak lainnya. Ayah, sosok yang tidak pernah menuntut anaknya untuk menjadi ini-itu namun mampu mengajari sang anak bagaimana menjadi orang. Ketika saya tidak mampu, ayah tetap menyemangati saya untuk terus mencoba. Terima kasih ayah.
Setiap orang tua mengharapkan anak-anaknya untuk sukses dan bahkan lebih sukses dari mereka. Melalui pengalaman bersama ayah ke pasar saat jam subuh, saya belajar banyak hal dari ayah tentang kehidupan. Banyak hal yang dapat kita lakukan, tidak melulu harus dengan cara yang sama dengan orang lain, karena setiap orang punya caranya sendiri, termasuk ANDA dan SAYA. Satu hal, lihatlah dari kacamata positif. Lihatlah diri anda sendiri. Anda dan saya adalah sosok yang memiliki potensi.
Bergeraklah! Maju! Keluar dari nyaman anda. Jangan membiarkan gengsi membatasi diri anda. Selama anda masih bernafas, kehidupan akan terus berjalan. YOU CHOOSE YOUR PATH, NOBODY CAN DECIDE IT FOR YOU.


1 Mei 2015, Jumat.

Aku dengan Beasiswa ???

Ketika satu pintu tertutup, Tuhan akan membuka pintu lainnya. Jangan putus asa karena hidup terus berjalan. Hidupmu tidak akan berhenti hanya karena satu masalah.
“Hidup saya tidak berhenti ketika saya tidak mendapatkan beasiswa dan tidak sekolah di luar negeri.” Saya meyakinkan diri saya sendiri.

         Mengenai saya
Saya lahir bulan Juli 1998, dan tahun ini, tahun 2015, saya sedang mendaftar beasiswa untuk sekolah di luar negeri jurusan sastra mandarin. Saat ini masih bulan Mei, dan umur saya baru 16 tahun lebih. Saya ulangi 16 TAHUN LEBIH. Salah satu ketentuan untuk mendaftar beasiswa di LN adalah umur 18 tahun keatas dan untuk umur di bawah 18 tahun harus ada orang yang bisa tanggung kita disana. Tapi tidak ada siapapun yang saya kenal disana, yang memiliki kartu kependudukan dan bisa menanggung saya. Masalah inilah yang masih membingungkan saya. Ya, antara kuliah atau menunda.
Saya mulai menyiapkan mental saya untuk menerima hasilnya apapun itu, apakah saya mendapatkan beasiswa atau tidak. Semua bukanlah masalah lagi. Saya YAKIN ada hal yang lebih baik yang Tuhan sedang persiapkan untuk saya, yang tidak bisa saya tebak, hal indah yang tidak bisa saya bayangkan sebelumnya. Saya meyakinkan diri saya untuk tidak khawatir dan melihat sisi positif dari masalah tersebut.

Mengenai kuliah
Kuliah adalah melanjutkan pendidikan. Tidak semua orang mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan. Ketika masih ada kesempatan untuk melanjutkan sekolah, hargailah kesempatan tersebut dengan belajar dengan giat dan mengambil setiap kesempatan yang ada, masuk dalam kegiatan ekstrakurikuler ataupun berorganisasi. Belajarlah selagi muda. Urusan duit, pekerjaan, itu adalah urusan seumur hidup.

Mengenai saya (lagi ?)
Saya membuat ‘to do lists’ untuk kegiatan saya 1 tahun ini seandainya saya tidak #*^%@!$..
Dibalik masalah mengenai prosedur beasiswa yang blablabla yang sering bikin saya merasa ‘ahhh, ribet banget’ itu ternyata banyak hal yang bisa saya lakukan untuk mengisi waktu luang saya. Banyak hal. Mulai dari menulis blog, mengunjungi perpustakaan untuk mencari buku favorit, membaca buku dan artikel, menambah pengetahuan melalui internet (selama kuota masih ada sih hahaha), belajar piano dengan teman gereja, belajar biola dengan pastor di gereja Katolik, les mandarin, nonton film mandarin/inggris buat nambah kosa-kata, dengerin lagu & hafal liriknya, mengikuti berbagai kegiatan gereja dan masih BUANYAKKK deh. Dan tentunya selama tahun ini, saya akan mulai mempersiapkan diri saya untuk kembali ke bangku kuliah.

Otak kalo lama-lama ga dilatih, entar berkarat loh. Apapun lupa, nanti sia-sia donk pelajaran yang dulu dipelajari di sekolah. Oleh karena itu, selama liburan yang bakal panjang ini, buku di meja belajar tidak akan saya kurangi. ^_^

Senin, 27 April 2015

Kekuatan Berpikir Positif


Membuka kunci beberapa potensi penyembuhan mental yang misterius dan ajaib dalam diri setiap manusia diketahui oleh banyak individu sebagai ekkuatan berpikir positif, dan banyak peneliti serius percaya bahwa energy yang luar biasa ini dapat dikendalikan oleh keinginan manusia.
Pada tahun-tahun terakhir abad ke-19, para dokter medis dan psikolog Prancis sangat antusias dengan percobaan-percobaan penyembuhan melalui hipnotis. Untuk beberapa waktu, para pionir dalam pengobatak psikosomatis percaya bahwa pasien hanya perlu dihipnotis untuk dipulihkan ke keadaan kesehatan yang prima oleh kekuatan sugesti. Salah satu sekolah penting dalam penyembuhan melalui sugesti didirikan pada tahun 1882 oleh seorang ahli farmasi ternama dari Prancis bernama Emile Coue, yang kemudian dikenal sebagai master penyembuhan melalui pikiran.
Coue percaya bahwa kunci penyembuhan melalui pikiran ditemukan dalam sugesti mental yang berulang-ulang di mana pikiran dalam kondisi paling menyerap pesan-pesan. Hal ini, lanjutnya, terjadi segera setelah seseorang terbangun dari tidur lelap atau sebelum tertidur.
Setiap pagi dan malam, nasihat Coue adalah mengulangi kata-kata ini: “Setiap hari, dan dalam cara apa pun, aku akan semakin baik”. Ia meminta orang-orang untuk tidak memikirkan makna kata-kata tersebut. Kata-kata itu disusun untuk menyampaikan pesan kesehatan mental dan fisik yang positif kepada pikiran bawah sadar.
Emile Coue menemukan sesuatu yang ia percayai sebagai pepatah psikologis yang sangat menarik. Ketika keinginan dan imajinasi berperang, tuturnya, imajinasi akan selalu menang. Jika pirkiran si penderita terisi dengan keraguan dan ketakutan, akan menjadi sulit bagi dokter untuk menyembuhkan penyakit apa pun.
Cpue mengatakan bahwa kata-kata “aku bisa” adalah pelepasan. Menurut pendapatnya, imajinasi kitalah, bukan keinginan kita yang menyampaikan suatu ide ke dalam pikiran bahwa sadar, begitu ide telah ditempatkan dalam bawah sadar, apa pun mungkin karena pikiran bawah sadarlah yang menguasai tubuh fisik. Imajinasi, tegas Coue, dapat dilatih lebih cepat daripada keinginan. Dan, sebagai ahli farmasi yang cerdas, Coue secara tegas menyatakan bahwa dari sudut pandang medis, teknik ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan pendekatan-pendekatan terapi yang lebih konvensional, melainkan untuk mendampinginya atau justru meningkatkannya.
Menurut para pengikut setia Coue, saran-saran penyembuhannya dapat menyembuhkan setiap jenis penyakit secara virtual, dan mantra “aku bisa”-nya memesona dunia. Sekolah-sekolah didirikan, dan buku-buku tentang seni sugesti diterbitkan.
Kemudian, setelah menjadi tren di Amerika Serikat pada 1920-an, Coueisme ternyata memiliki keterbatasan. Mungkin beberapa orang tidak yakin dan keraguan pada diri sendiri melanda pikiran mereka. Para ilmuwan tidak yakin kalau kekuatan sugesti benar-benar dapat menyembuhkan pasien. Meskipun demikian, pengulangan “Setiap hari, dan dalam cara apa pun, aku akan semakin baik” ternyata menghasilkan beberapa kesembuhan luar biasa bagi banyak orang, dan Coueisme melahirkan teknik-teknik penyembuhan mental New Age.
Emile Coue meninggal pada tahun 1926, tetapi buku-bukunya terus dicetak ulang, dan saat ini pengaruhnya terus menyebarkan konsep penyembuhan melalui autosugesti ke seluruh dunia. Di antara para pendukung teori-teori Coue di zaman modern ini adalah Pdt. Norman Vincent Peale, Pdt. Robert Schuller, Dr. Carl Simonton, dan Dr. Bernie Siegel.
Dikutip dari :                                                                                                            
Buku “Amazing Stories of Healing” – 12. Kekuatan Berpikir Positif


DOA

Ahli mistik kontemporer, Harold Sherman, dengan tegas menyatakan bahwa seseorang seharusnya tidak berdoa karena merasa harus, wajib, atau kebiasaan. Tidak ada yang dapat dicapai dengan mengucapkan doa yang cepat dan tak jelas tanpa ada pemikiran atau perasaan di baliknya. Perasaan di balik sebuah doalah, nasihat Sherman, dan bukan kata-kata yang dipikirkan atau diucapkan yang dapat mencapai ke tingkat pemikiran Tuhan.
Dalam bukunya, How to Solve Mysteries of Your Mind and Soul, Sherman menyampaikan “Tujuh Rahasia untuk Doa yang Berhasil”:
1.       Hilangkan semua ketakutan dan keraguan dari pikiran Anda sebelum berdoa.
2.       Buatlah pikiran Anda reseptif sehingga siap menerima tuntunan dan inspirasi.
3.       Gambarkan dengan jelas dalam pikiran Anda mengenai apa yang Anda inginkan terjadi dalam hidup Anda.
4.       Milikilah iman yang tak kenal lelah bahwa dengan pertolongan Tuhan, apa yang sedang Anda gambar-kan akan menjadi kenyataan.
5.       Ulangi visualisasi dan doa Anda… hingga apa yang Anda gambarkan itu menjadi kenyataan.
6.       Evaluasilah kegiatan-kegiatan setiap harinya dan cobalah memperbaiki sikap mental Anda secara terus-menerus, sehingga pikiran Anda menjadi saluran jernih Kekuatan Tuhan.
7.       Sadari bahwa apabila pemikiran Anda benar dan bila Anda bertekad dengan iman dan berusaha sekuat tenaga untuk mendukung doa Anda, maka apa yang telah Anda ciptakan dalam pikiran pasti akan menjadi kenyataan.

Dikutip dari :                                                                                                            

Buku “Amazing Stories of Healing” – 26. Kekuatan Iman dan Doa

Sabtu, 21 Maret 2015

Berkat Yang Terabaikan


Mazmur 40:6 “Banyaklah yang telah Kaulakukan, ya TUHAN, Allahku, perbuatan-Mu yang ajaib dan maksud-Mu untuk kami. Tidak ada yang dapat disejajarkan dengan Engkau! Aku mau memberitakan dan mengatakannya, tetapi terlalu besar jumlahnya untuk dihitung.”

Suatu ketika sebuah pedati melintasi hutan dengan cepat dan hal itu membuatnya kehilangan salah satu jari-jari rodanya. Karena terburu-buru, pemilik pedati itu mengabaikan jari-jari yang terlepas itu, tapi ternyata tanpa satu jari-jari, roda di sebelah kanannya tidak bisa berjalan dengan baik. Kini pemilik pedati itu bingung di bagian hutan mana hendak dicarinya jari-jari itu. Pedati itu pun berbalik arah menyusuri jejak yang telah dilaluinya. Pemiliknya mulai memperhatikan apa yang telah dilaluinya sambil bertanya kepada yang dijumpainya. Dihampirinya rumput-rumput liar, bunga-bunga cantik, burung-burung yang berkicau, semut-semut yang sedang mengumpulkan makanan, serangga kecil yang beterbangan dan kerikil-kerikil yang ada di sepanjang jalan. Semua keindahan alami itu terabaikan saat ia melintasi jalan tersebut dengan sangat cepat, sehingga ia tidak sempat menikmati ciptaan Tuhan di sepanjang jalan yang dilaluinya. Semua terasa berbeda, kini semuanya tampak menyenangkan. Rerumputan dan ilalang melambai-lambaikan tangan kepadanya; bunga-bunga menebarkan keindahan dan keharuman yang menyegarkan; semut-semut kecil berbaris sambil memberi salam; sayap serangga-serangga kecil bergetar, suaranya seperti gendering yang ditabuh; begitu pula dengan batu-batu di pinggir jalan yang tampak lebih indah tatkala diterpa cahaya matahari. Semuanya sangat ramah kepadanya. Setelah lama berjalan akhirnya pemilik pedati itu menemukan kembali jari-jarinya yang hilang. Hari itu si pemilik pedati mengambil keputusan bahwa ia tidak akan tergesa-gesa dan berjalan terlalu kencang lagi dalam setiap perjalanan yang dilakukannya.
Kita seringkali berlaku seperti pemilik pedati yang berjalan terlalu kencang. Hati dan pikiran yang dipenuhi oleh target membuat kita terus berlari tanpa pernah menikmati apalagi mensyukuri berkat-berkat kecil yang menghampiri kita setiap hari. Kita kerap mengabaikan hal-hal kecil yang terjadi di setiap menit kehidupan kita, padahal itu akan memberi keindahan tersendiri di dalam relung hati kita. Seringkali kesibukan membuat kita mengabaikan senyuman di bibir anak-anak kita; makan malam atau kejutan yang telah disiapkan oleh pasangan kita; atau telepon orang tua yang kita anggap membosankan. Kesibukan dan target membuat kita tidak lagi membelikan makanan kesukaan anak-anak kita; tidak memenuhi kerinduan belahan jiwa kita; atau mendoakan pergumulan orang tua dan saudara kita. Berdiam dirilah sejenak, ambillah waktu untuk menyelusuri waktu-waktu yang sudah kita lalui, supaya kita dapat menikmati keindahan anugerah yang Tuhan curahkan setiap hari.
Adalah berkat yang besar jika kita masih bisa bernafas tanpa menggunakan tabung oksigen; adalah berkat yang besar jika kita masih bisa melihat anak-anak kita bertumbuh dengan sehat; dan adalah berkat yang besar jika kita masih memiliki orang tua yang bisa memperhatikan serta menasihati kita. Syukurilah berkat-berkat Tuhan yang kita nikmati setiap hari.

DOA
Tuhan Yesus, terima kasih untuk keluarga, pekerjaan, pelayanan dan teman-teman yang selama ini sudah memberi kebahagiaan dalam hidupku. Dalam namaMu aku bersyukur.  Amin.

KATA-KATA BIJAK
Berkat-berkat kecil yang selalu kita syukuri akan menjadi sebuah gunung berkat.

Mutiara Kata Hari Ini
Keyakinan tanpa kesabaran tidaklah sempurna. Kesabaran tanpa keyakinan sangatlah menderita. Yang paling parah adalah jika tidak ada kesabaran dan keyakinan,.

Mansor, 13 Oktober 2006