Senin, 03 November 2014

Karya Ilmiah (Bahasa Indonesia)

KARYA ILMIAH
TEMA : PEMBUATAN BATU BATA
D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
Dewi (07)
Eka Liana (08)
Jennifer (15)
Lica Donna (21)
Veronica (33)
Kelas : XI IPA 2
SMA Santo Ignasius
2013/2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Batu bata adalah nama yang sudah tidak asing di telinga kita lagi, bukan?
Ya, material utama pendukung dalam pembangunan tersebut sudah sering kita dengar dan kita lihat di lingkungan kita. Meskipun dewasa ini sudah ditemukan inovasi bahan pengganti batu bata dalam membuat dinding bangunan, tetapi sebagian besar masyarakat masih menggunakan batu bata.
Hasil dari usaha produksi batu bata ini adalah batu bata merah sebagai bahan untuk pembuatan dinding bangunan, yang tingkat kekuatan dan kesejukannya dalam pembuatan rumah sangat tinggi dibandingkan dengan bahan yang menggunakan batu bata pres.
Walaupun sekarang ini pabrik-pabrik yang memproduksi batu bata sudah menggunakan alat yang lebih canggih, namun tetap saja masih ada pabrik-pabrik yang menggunakan cara manual dalam membuat bata.
Dari pabrik bata yang kami kunjungi, dalam pembuatan batu bata masih menggunakan cara manual, yaitu manusia yang membuat, yang jika dibandingkan dengan mesin, tentu saja hasil yang dihasilkan lebih sedikit dibandingkan dengan mesinnya (mesin pencetak bata).
Kota Singkawang merupakan salah satu kota kecil yang terletak di Provinsi Kalimantan Barat. Di kota Singkawang ini, pabrik-pabrik bata sudah tersebar banyak, khususnya di daerah Sakkok, dan walaupun pembuatan masih dikerjakan dengan manual, belum perlulah digantikan oleh mesin. Ditambah lagi faktor: jumlah permintaan bata yang tidak terlalu banyak, jadi untuk digantikan dengan mesin hanya akan menambah biaya pengeluaran, dibandingkan dengan pemasukan yang minim serta pekerja-pekerja pembuat bata yang akan kehilangan kesempatan bekerjanya.
1.2  Tujuan Penelitian
Berdasarkan tema yang kami ambil, tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :
1.2.1                    Mengetahui pengetahuan dasar mengenai batu bata.
1.2.2                    Mengetahui cara pembuatan batu bata.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1  Batu Bata
Batu bata adalah material dasar dalam pembangunan, khususnya pada dinding bangunan.
2.2  Proses Pembuatan Bata
Di zaman yang sudah modern ini, banyak pabrik yang sudah menggunakan mesin pencetak bata dibandingkan dengan cara kerja manual (manusia yang membuat) karena hasil yang diberikan lebih banyak dan juga lebih produktif dibanding dengan cara kerja manual, serta lebih cepat. Namun disini kami akan membahas tentang pembuatan bata dengan cara kerja manual.
Pertama-tama, tanah diambil dari tanah yang digali, yang diambil adalah tanah kuning. Tanah liat/tanah kuning itu kemudian diletakkan di satu kolam dan direndam dengan air selama satu hari satu malam. Keesokan harinya, tanah diinjak-injak supaya padat, setelah itu diambil tanahnya dan siap digunakan untuk dibuat batu bata. Setelah dibuat dengan cetakan beserta tanahnya, bata yang sudah dibuat, disimpan selama tiga minggu agar dapat kering sehingga tanah yang sudah terbentuk menjadi bata dapat mengeras. Setelah cukup kering, tanah kemudian dibakar sampai menjadi merah.
 


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1   Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Pabrik Bata Dinamis di Saliong, Sakok, Singkawang, Kalimantan Barat pada hari Selasa, 18 Februari 2014 pada pukul 14.30-16.00.

3.2  Bahan dan Alat Penelitian
Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah buku catatan, kamera, dan peralatan tulis menulis.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1  Hasil Wawancara
Kami mewawancarai seorang pembuat bata yang bernama Murni. Ibu berumur 34 tahun ini sudah bekerja di pabrik Dinamis sejak tahun 2011. Pembuatan batu bata di pabrik ini masih secara manual. Untuk jam kerja dimulai dari pukul 8 pagi – 5 sore. Ibu ini mengaku pada awal bekerja juga sangat sulit karena belum terbiasa. Namun setelah beberapa lama dengan belajar dari teman membuat bata sudah menjadi hal yang biasa. Karyawan yang bekerja harian hanya 4 orang sedang untuk jumlah seluruh karyawan berjumlah 8 orang.
Satu hari seorang karyawan bisa membuat 400-500 buah bata. Untuk 1 buah bata berharga Rp 70,-. Untuk pembayaran gaji karyawan, bu Murni mengaku dibayar setiap minggu. Tanah liat yang sudah dibentuk menjadi bata masih basah dan perlu disimpan selama 3 minggu sampai bata benar-benar kering. Batu bata yang sudah kering memiliki berat 1 kg. Bata yang sudah kering setelah itu akan dibakar sampai berwarna merah.
4.2  Cara Pembuatan Bata
Pembuatan bata dimulai dari pengambilan tanah liat. Tanah liat/tanah kuning diambil di halaman belakang pabrik ataupun dari jalan tanah yang digali. Komposisi tanah yang baik untuk pembuatan bata adalah pertama-tama tanah dikasih air, direndam di kolam selama satu hari, setelah itu dikocok dan terakhir diinjak-injak supaya lebih padat, dan siap digunakan.
Alat-alat yang perlu disiapkan adalah tanah liat, pasir putih, papan, dan alat pemotong. Pertama, papan pembentuk diberi pasir putih supaya tanah liat yang akan dibikin menjadi bata tidak lengket. Setelah itu dibentuklah bata dengan memasukkan tanah liat ke dalam papan pembentuk, kemudian dirapikan dengan pemotong. Ambil papan, kemudian tanah yang sudah tercetak di papan pembentuk dikeluarkan kemudian disimpan di rak-rak penyimpan bata supaya dapat kering.
Setelah kering, bata kemudian dibakar sampai merah. Bata sudah siap untuk dijual.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1  Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pembuatan bata tidaklah sulit. Walaupun kebanyakan sudah beralih ke pembuatan modern namun pembuatan yang bersifat tradisional masih lebih baik dan tidak kalah kualitasnya. Bata yang sudah dibakar dapat langsung didistribusikan kepada konsumen khususnya untuk konsumen di Singkawang. Dengan harga yang tidak terlalu mahal, pembuatan rumah walet ataupun bangunan-bangunan lain masih menggunakan batu bata ini.
5.2  Saran
-          Untuk kota Singkawang, pembuatan bata yang masih bersifat tradisional adalah hal yang rumrah karena permintaan produksi yang belum banyak. Belumnya peralihan ke bentuk pembuatan modern dapat mempertahankan kesempatan kerja bagi para pencari kerja, oleh karena itu tidak kehilangan pekerjaannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar